Abstract

Latar Belakang : Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki keunggulan komparatif dalam sektor peternakan dan perikanan. Selain itu, Provinsi NTT juga merupakan sentra ternak sapi dan babi. Namun, konsumsi protein penduduk Provinsi NTT relatif rendah di Indonesia. Kondisi ini juga diduga menjadi penyebab Provinsi NTT memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Tujuan : Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran umum, determinan, serta elastisitas pendapatan dan harga dari konsumsi protein hewani di Provinsi NTT Tahun 2018 sampai 2023. Metode : Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan regresi data panel double-log. Hasil : Seluruh komoditas protein hewani dipengaruhi secara signifikan oleh harga dan pendapatan. Selain itu, rata-rata lama sekolah juga berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi daging, telur, ikan, dan susu bubuk. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga hanya berpengaruh signifikan terhadap konsumsi telur. Seluruh komoditas protein hewani bersifat inelastis terhadap perubahan harga. Sementara itu, komoditas yang bersifat elastis terhadap perubahan pendapatan adalah daging dan susu cair. Kesimpulan : Peningkatan pendapatan penduduk, stabilisasi harga komoditas protein hewani, dan kampanye edukasi mengenai gizi perlu untuk dilakukan agar meningkatkan konsumsi protein hewani di Provinsi NTT.