[2] Basuno, “Mengembalikan Status Wilayah Nusa Tenggara Sebagai Gudang Ternak,” 2004.
[3] H. Dhardiri, S. Yulianti, dan A. Zikra, “Pemetaan Potensi dan Komoditas Lokal Unggulan Perikanan Laut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016,” JURNAL SOSIAL EKONOMI PESISIR, vol. 3, no. 1, 2022, [Daring]. Tersedia pada: http://www.sep.ejournal.unri.ac.id
[4] J. Koylal, S. M. Kuang, dan J. C. Abineno, “Dampak Pengganda Sektor Industri Pengolahan Unggulan terhadap Perekonomian Nusa Tenggara Timur,” Media Ekonomi, vol. 31, no. 2, hlm. 165–180, 2024, doi: 10.25105/me.v31i2.18435.
[5] Y. L. Henuk dan M. M. J. Kapa, Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan (Seri III): Pengembangan Peternakan Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. 2015.
[6] Badan Pusat Statistik, Peternakan Dalam Angka 2023, vol. 8. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2023.
[7] W. U. Sindhughosa dan I. G. L. Sidiartha, “Asupan protein hewani berhubungan dengan stunting pada anak usia 1-5 tahun di lingkungan kerja Puskesmas Nagi Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur,” Intisari Sains Medis, vol. 14, no. 1, hlm. 387–393, 2023, doi: 10.15562/ism.v14i1.1708.
[8] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022,” Jakarta, 2023.
[9] L. Ermansyah, A. Daryanto, dan Y. Syaukat, “Pola Permintaan Pangan Hewani di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, vol. 4, no. 1, hlm. 176–190, 2020, doi: 10.21776/ub.jepa.2020.004.01.16.
[10] M. F. Farras, R. Anindita, dan R. Asmara, “Pola Konsumsi Dan Permintaan Protein Hewani Di Kota Malang Model Almost Ideal Demand System (AIDS),” Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), vol. 5, hlm. 286–297, 2021.
[11] D. Hafizah, D. B. Hakim, H. Harianto, dan R. Nurmalina, “Analisis Elastisitas Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia,” Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, vol. 26, no. 3, hlm. 428–435, 2021, doi: 10.18343/jipi.26.3.428.
[12] I. N. Hamzah dan W. Huang, “The dynamics of strategically important food preference in Indonesia: An empirical evaluation of consumption pattern and welfare loss,” Econ Anal Policy, vol. 79, hlm. 435–449, 2023, doi: 10.1016/j.eap.2023.06.024.
[13] N. Hayat, G. Mustafa, B. A. Alotaibi, R. K. Nayak, dan M. Naeem, “Households food consumption pattern in Pakistan: Evidence from recent household integrated economic survey,” Heliyon, vol. 9, no. 9, hlm. e19518–e19518, Agu 2023, doi: 10.1016/j.heliyon.2023.e19518.
[14] H. Heriyanto, “Permintaan Pangan Rumahtangga Provinsi Riau: Model Linear Approximate Almost Ideal Demand System,” Jurnal Agribisnis, vol. 20, no. 2, hlm. 156–168, 2019, doi: 10.31849/agr.v20i2.1818.
[15] J. Roosen, M. Staudigel, dan S. Rahbauer, “Demand elasticities for fresh meat and welfare effects of meat taxes in Germany,” Food Policy, vol. 106, hlm. 102194, 2022, doi: 10.1016/j.foodpol.2021.102194.
[16] M. F. Saputra, M. Firdaus, dan T. Novianti, “Pola Konsumsi Pangan Non Karbohidrat pada Provinsi Tahan dan Rawan Pangan (Provinsi Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur) Tahun 2017,” AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research, vol. 5, no. 2, 2019, doi: 10.18196/agr.5282.
[17] E. A. Suryana, D. Martianto, dan Y. F. Baliwati, “Pola Konsumsi dan Permintaan Pangan Sumber Protein Hewani di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur,” Analisis Kebijakan Pertanian, vol. 17, no. 1, hlm. 1, 2019, doi: 10.21082/akp.v17n1.2019.1-12.
[18] R. Umaroh dan A. Vinantia, “Analisis Konsumsi Protein Hewani pada Rumah Tangga Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, hlm. 22–32, 2018, doi: 10.21002/jepi.v0i0.869.
[19] A. P. Ermanda, J. Jafrinur, dan J. Hellyward, “Pola Konsumsi Pangan Hewani pada Rumahtangga di Propinsi Sumatera Barat (Penerapan Model Almost Ideal Demand System),” Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), vol. 21, no. 3, hlm. 220, 2019, doi: 10.25077/jpi.21.3.220-229.2019.
- Abstract viewed - 158 times
- PDF downloaded - 110 times
Downloads
Affiliations
Dwi Rizky Syaifullah
BPS Kota Kupang
Diah Mekita Sari
Affiliation not stated
How to Cite
Determinan dan Elastisitas Konsumsi Protein Hewani di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Vol 27 No 1 (2025): Maret 2025
Submitted: Jul 4, 2024
Published: Mar 3, 2025
Abstract
Latar Belakang : Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki keunggulan komparatif dalam sektor peternakan dan perikanan. Selain itu, Provinsi NTT juga merupakan sentra ternak sapi dan babi. Namun, konsumsi protein penduduk Provinsi NTT relatif rendah di Indonesia. Kondisi ini juga diduga menjadi penyebab Provinsi NTT memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Tujuan : Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran umum, determinan, serta elastisitas pendapatan dan harga dari konsumsi protein hewani di Provinsi NTT Tahun 2018 sampai 2023. Metode : Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan regresi data panel double-log. Hasil : Seluruh komoditas protein hewani dipengaruhi secara signifikan oleh harga dan pendapatan. Selain itu, rata-rata lama sekolah juga berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi daging, telur, ikan, dan susu bubuk. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga hanya berpengaruh signifikan terhadap konsumsi telur. Seluruh komoditas protein hewani bersifat inelastis terhadap perubahan harga. Sementara itu, komoditas yang bersifat elastis terhadap perubahan pendapatan adalah daging dan susu cair. Kesimpulan : Peningkatan pendapatan penduduk, stabilisasi harga komoditas protein hewani, dan kampanye edukasi mengenai gizi perlu untuk dilakukan agar meningkatkan konsumsi protein hewani di Provinsi NTT.